Berita
Waspadai Preeklamsia, Hipertensi dalam Kehamilan yang Berisiko Tinggi
Humas - 14 October 2024Preeklamsia
adalah salah satu kondisi serius yang dapat terjadi selama kehamilan, ditandai
dengan tekanan darah tinggi yang mencapai lebih dari 140/90 mmHg setelah usia
kehamilan 20 minggu. Kondisi ini perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi
kesehatan ibu dan janin, bahkan mengakibatkan komplikasi serius jika tidak
ditangani dengan baik.
dr.
Dewi Ayu Astari, Sp.OG, mengungkapkan bahwa beberapa faktor risiko preeklamsia
yang harus diwaspadai meliputi kondisi kesehatan ibu sebelum kehamilan. Salah
satu faktor utamanya adalah obesitas atau kegemukan saat memulai kehamilan.
Selain itu, ibu yang memiliki riwayat preeklamsia di kehamilan sebelumnya, atau
yang menderita penyakit-penyakit lain seperti autoimun, diabetes melitus,
penyakit ginjal, atau hipertensi kronis, juga berisiko lebih tinggi terkena
preeklamsia.
Preeklamsia tidak hanya menimbulkan masalah bagi ibu, tetapi juga bisa berdampak buruk bagi perkembangan janin, termasuk kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah. Oleh karena itu, pencegahan sejak dini sangat penting. dr. Dewi Ayu Astari memberikan beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko preeklamsia:
- Memulai kehamilan dengan berat badan yang ideal: Menjaga berat badan tetap sehat sebelum hamil sangat penting, terutama dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Ini membantu mencegah komplikasi kesehatan selama kehamilan, termasuk preeklamsia.
- Rutin berolahraga: Olahraga ringan, seperti jalan kaki atau berenang, selama minimal 150 menit per minggu dapat meningkatkan kebugaran dan kesehatan ibu hamil. Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.
- Pemeriksaan kehamilan sejak awal:
Sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter begitu mengetahui
kehamilan. Hal ini memungkinkan deteksi dini risiko preeklamsia, sehingga dapat
dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan lebih lanjut jika
diperlukan.
Dengan mengikuti
langkah-langkah ini, risiko preeklamsia dapat ditekan, dan kesehatan ibu serta
bayi dapat terjaga dengan lebih baik sepanjang masa kehamilan. Pemeriksaan dan
konsultasi rutin dengan tenaga medis juga sangat disarankan untuk memastikan
ibu dan janin dalam kondisi optimal selama kehamilan.