Berita
Peningkatan Kasus TBC Paru di Jember: Antara Fenomena Gunung Es dan Upaya Pencegahan
Humas - 28 October 2024Jember,
28 Oktober 2024 – Tuberkulosis (TBC) paru masih menjadi masalah kesehatan
serius di Kabupaten Jember. Berdasarkan data terbaru, Jember menempati urutan
kedua dengan kasus TBC tertinggi di Jawa Timur. Kasus TBC ini bisa diibaratkan
sebagai fenomena gunung es, di mana peningkatan kasus yang terdeteksi dapat
mencerminkan semakin gencarnya upaya penemuan kasus di masyarakat.
Dokter
spesialis paru Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Jember, dr. Wahyu
Agung, Sp.P menyatakan bahwa peningkatan kasus TBC paru di Jember dapat
dianggap sebagai hal positif. “Ini sejalan dengan semakin aktifnya upaya
penemuan kasus di masyarakat. Bisa jadi, masyarakat mulai sadar akan kesehatannya
sehingga mereka segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan ketika
mengalami batuk lebih dari dua minggu,” ujarnya.
Namun,
menurut dr. Wahyu, sisi negatif dari peningkatan ini juga harus diperhatikan.
Peningkatan kasus bisa menjadi indikasi bahwa masih banyak penderita TBC yang
belum terdeteksi, tidak mendapatkan pengobatan, atau menolak berobat. "Ini
sangat berbahaya karena mereka bisa menjadi sumber penularan bagi orang-orang
di sekitarnya. Dalam satu kasus TBC aktif yang tidak diobati, pasien tersebut
dapat menularkan penyakit ini kepada 15 hingga 20 orang kontak dekatnya,"
jelas dr. Wahyu. Fenomena ini sering diibaratkan seperti "ping pong,"
di mana penularan penyakit terus terjadi dari satu orang ke orang lain apabila
tidak ada pengobatan yang tepat. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk
waspada, terutama dalam mencegah penularan, bukan dengan menjauhi penderitanya,
tetapi dengan memahami cara penularan dan pencegahan penyakit tersebut.
"Masyarakat
harus paham kapan seseorang dicurigai sakit TBC dan segera memeriksakan diri,
terutama jika mengalami batuk lebih dari dua minggu, penurunan berat badan,
keringat malam, dan nafsu makan yang berkurang," tambahnya. dr. Wahyu juga
menekankan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah
pencegahan terbaik. PHBS, mulai dari mencuci tangan dengan benar, menggunakan
masker saat batuk, dan menerapkan etika batuk yang benar, sangat penting untuk
mencegah penyebaran bakteri penyebab TBC. "Deteksi dini juga sangat
penting. Segera periksakan diri dan keluarga jika ada gejala yang mengarah ke
TBC," ujarnya.
TBC adalah penyakit menular, namun menurut dr. Wahyu, yang perlu diwaspadai adalah bakteri dan cara penularannya, bukan penderita TBC itu sendiri. "Yang harus kita hindari adalah stigma terhadap penderita TBC. Mereka justru membutuhkan dukungan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat." Untuk menurunkan angka TBC di Jember, dr. Wahyu menggarisbawahi perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat terkait pencegahan, deteksi dini, serta pengobatan TBC. Edukasi komprehensif dan sosialisasi lintas sektoral harus terus dilakukan guna memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada masyarakat tentang bahaya TBC.
"Dalam program TOSS TB atau 'Temukan, Obati, Sampai Sembuh', diperlukan kerja sama lintas sektoral, baik dari pembuatan kebijakan hingga dukungan finansial, untuk mencapai target eliminasi TBC pada 2030, " tegas dr. Wahyu. Dengan komitmen kuat dari berbagai pihak, serta kesadaran masyarakat untuk aktif memeriksakan diri dan menerapkan PHBS, Kabupaten Jember diharapkan dapat menekan penyebaran TBC dan mewujudkan target eliminasi penyakit ini dalam beberapa tahun mendatang.