Hub. Kami : 0331-5442222
Selamat Datang di website profil rumah sakit umum universitas muhammadiyah jember. Untuk pendaftaran silahkan dapat melalui kami di nomor 0822-2976-1496.

Berita

Peningkatan Kasus TBC Paru di Jember: Antara Fenomena Gunung Es dan Upaya Pencegahan

 Humas - 28 October 2024

Jember, 28 Oktober 2024 – Tuberkulosis (TBC) paru masih menjadi masalah kesehatan serius di Kabupaten Jember. Berdasarkan data terbaru, Jember menempati urutan kedua dengan kasus TBC tertinggi di Jawa Timur. Kasus TBC ini bisa diibaratkan sebagai fenomena gunung es, di mana peningkatan kasus yang terdeteksi dapat mencerminkan semakin gencarnya upaya penemuan kasus di masyarakat.

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Jember, dr. Wahyu Agung, Sp.P menyatakan bahwa peningkatan kasus TBC paru di Jember dapat dianggap sebagai hal positif. “Ini sejalan dengan semakin aktifnya upaya penemuan kasus di masyarakat. Bisa jadi, masyarakat mulai sadar akan kesehatannya sehingga mereka segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan ketika mengalami batuk lebih dari dua minggu,” ujarnya.

Namun, menurut dr. Wahyu, sisi negatif dari peningkatan ini juga harus diperhatikan. Peningkatan kasus bisa menjadi indikasi bahwa masih banyak penderita TBC yang belum terdeteksi, tidak mendapatkan pengobatan, atau menolak berobat. "Ini sangat berbahaya karena mereka bisa menjadi sumber penularan bagi orang-orang di sekitarnya. Dalam satu kasus TBC aktif yang tidak diobati, pasien tersebut dapat menularkan penyakit ini kepada 15 hingga 20 orang kontak dekatnya," jelas dr. Wahyu. Fenomena ini sering diibaratkan seperti "ping pong," di mana penularan penyakit terus terjadi dari satu orang ke orang lain apabila tidak ada pengobatan yang tepat. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk waspada, terutama dalam mencegah penularan, bukan dengan menjauhi penderitanya, tetapi dengan memahami cara penularan dan pencegahan penyakit tersebut.

"Masyarakat harus paham kapan seseorang dicurigai sakit TBC dan segera memeriksakan diri, terutama jika mengalami batuk lebih dari dua minggu, penurunan berat badan, keringat malam, dan nafsu makan yang berkurang," tambahnya. dr. Wahyu juga menekankan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai langkah pencegahan terbaik. PHBS, mulai dari mencuci tangan dengan benar, menggunakan masker saat batuk, dan menerapkan etika batuk yang benar, sangat penting untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab TBC. "Deteksi dini juga sangat penting. Segera periksakan diri dan keluarga jika ada gejala yang mengarah ke TBC," ujarnya.

TBC adalah penyakit menular, namun menurut dr. Wahyu, yang perlu diwaspadai adalah bakteri dan cara penularannya, bukan penderita TBC itu sendiri. "Yang harus kita hindari adalah stigma terhadap penderita TBC. Mereka justru membutuhkan dukungan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat." Untuk menurunkan angka TBC di Jember, dr. Wahyu menggarisbawahi perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat terkait pencegahan, deteksi dini, serta pengobatan TBC. Edukasi komprehensif dan sosialisasi lintas sektoral harus terus dilakukan guna memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada masyarakat tentang bahaya TBC.

"Dalam program TOSS TB atau 'Temukan, Obati, Sampai Sembuh', diperlukan kerja sama lintas sektoral, baik dari pembuatan kebijakan hingga dukungan finansial, untuk mencapai target eliminasi TBC pada 2030, " tegas dr. Wahyu.  Dengan komitmen kuat dari berbagai pihak, serta kesadaran masyarakat untuk aktif memeriksakan diri dan menerapkan PHBS, Kabupaten Jember diharapkan dapat menekan penyebaran TBC dan mewujudkan target eliminasi penyakit ini dalam beberapa tahun mendatang.