Hub. Kami : 0331-5442222
Selamat Datang di website profil rumah sakit umum universitas muhammadiyah jember. Untuk pendaftaran silahkan dapat melalui kami di nomor 0822-2976-1496.

Artikel

Perlunya Mengenal Stunting, Penyebab Hingga Cara Pencegahannya

 Humas - 28 August 2023

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2017, Indonesia menempati urutan kelima untuk kategori negara yang memiliki jumlah kasus stunting terbanyak di dunia dengan persentase mencapai 37%. Berdasarkan data tersebut, kawasan Ogan Komering Ilir, Lampung, merupakan salah satu daerah dengan kasus stunting terbanyak di Tanah air dengan persentase 40,5%, jauh di atas rata-rata angka stunting nasional.

Angka stunting anak di Indonesia menunjukkan penurunan pada 2019 dengan persentase 27,67%. Angka tersebut juga menunjukkan penurunan bila dibandingkan data serupa pada 2018 dengan persentase 30,8%. Meskipun mengalami penurunan, persentase tersebut masih jauh dari standar WHO yang berkisar di angka 20%, menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI)

Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting atau perawakan pendek merupakan gangguan pertumbuhan yang sebagian besar disebabkan oleh masalah nutrisi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun. Menurut Kemenkes RI, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Balita pendek atau stunting bisa diketehui bisa seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran dibawah normal. Stunting memiliki gejala – gejala yang bisa dikenali, misalnya :

  1. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
  2. Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat
  3. Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk
  4. Pubertas yang lambat
  5. Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya
  6. Berat badan lebih ringan untuk seusianya

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Beberapa faktor yang menyebabkan stunting yang perlu kita ketahui :

  1. Kurang gizi dalam waktu lama
  2. Tanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Penyebabnya adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi seperti makanan berprotein tinggi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin. Kekurangan gizi sejak dalam kandungan inilah yang menyebabkan kondisi stunting pada anak.

  3. Pola asuh kurang efektif
  4. Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh disini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak

  5. Pola makan
  6. Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, dan setelah melahirkan.

  7. Tidak melakukan perawatan pasca melahirkan
  8. Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu dan anak pasca persalinan.

  9. Gangguan mental dan hipertensi pada ibu
  10. Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.

  11. Sakit infeksi yang berulang
  12. Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.

  13. Faktor sanitasi
  14. Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi risiko stunting pada anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor penyebab stunting.

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting. Tindakan pencegahan ini sebaiknya dilakukan sebelum, saat dan sesudah masa kehamilan. Berikut adalah cara mencegah stunting :

  1. Pahami konsep gizi
  2. Mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, terlebih saat masa kehamilan. Terapkan pola asuh anak dan konsep gizi yang baik

  3. Pilihan menu beragam
  4. Upayakan untuk selalu memberi menu makanan yang beragam untuk anak. Jangan lupakan faktor gizi dan nutrisi yang dibutuhkan mereka setiap harinya. Saat masa kehamilan dan setelahnya, ibu pun perlu mendapatkan gizi yang baik dan seimbang agar dapat menghindari masalah stunting.

  5. Pemeriksaan rutin
  6. Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin dalam kandungan.

  7. Pentingnya ASI
  8. Air susu ibu mengandung banyak gizi yang baik yang dapat menunjang pertumbuhan anak. Zat yang terdapat dalam ASI dapat membangun sistem imun anak sehingga menjauhkan dari berbagai masalah kesehatan.

  9. Konsumsi asam folat
  10. Asam folat berperan penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi. Zat ini juga dapat mengurangi risiko gangguan kehamilan hingga 72%.

  11. Tingkatkan kebersihan
  12. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga terhindar dari infeksi.

  13. Faktor sanitasi
  14. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh Anda dan si kecil. Anda juga disarankan selalu memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan tidak mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi. Dalam waktu lama, masalah kurang gizi yang berkepanjangan tersebut dapat menyebabkan stunting.

    Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengontaminasi tubuh Anda dan si kecil. Anda juga disarankan selalu memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan tidak mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi. Dalam waktu lama, masalah kurang gizi yang berkepanjangan tersebut dapat menyebabkan stunting.

Artikel Lainnya